Banyak orang yang menganggap mimpi atau impian itu sama dangan khayalan atau angan-angan tetapi sebenarnya serupa tapi tak sama. Mimpi atau impian lebih ke arah sesuatu yang dapat digapai sesorang. Sedangkan khayalan atau angan-angan lebih ke arah keinginan yang tidak dapat direalisasikan atau diwujudkan.
Berbicara tentang mimpi atau impian pasti bersangkutan dengan yang namanya cita-cita. Cita-cita adalah sebuah impian dan harapan yang berhubungan tentang masa depan seseorang. Setiap manusia di ciptakan Tuhan dengan pilihannya masing-masing. Ada manusia yang memilih untuk menjadikan cita-citanya sebagai suatu tujuan hidup ada pula yang menjadikan cita-cita mereka hanya sebagai mimpi belaka. Sebagai anak-anak yang dipilih oleh Tuhan hendaknya kita mau jadi manusia yang menjadikan cita-cita itu sebagai tujuan hidup. Dengan begitu kita dapat lebih bersemangat untuk menjalankan apa yang kita cita-citakan tersebut.
Sewaktu SD, ketika saya ditanya oleh guru tentang cita-cita, saya selalu menjawab untuk menjadi seorang dokter. Ada lagi teman saya yang ingin menjadi Power Ranger, suatu tokoh film pahlawan yang lagi trend pada saat itu. Begitu beraneka macam cita-cita teman-teman saya dengan alasannya masing-masing. Pada waktu itu saya tidak tahu apa-apa tentang yang namanya cita-cita, apalagi tentang bagaimana kerja seorang dokter. Yang saya tahu tentang dokter pada waktu itu adalah untuk mengobati orang yang sakit. Saya pikir jadi dokter itu pekerjaan yang enak karena bisa mengobati diri saya sendiri ketika sakit. Tapi semua itu hanya sebuah cita-cita yang hanya mimpi belaka. Karena saya tidak melakukan hal apapun untuk menjadikan saya sebagai seorang dokter. Apalagi saya masih belum mengerti betul apa yang akan terjadi pada saya suatu hari nanti. Yang saya pikirkan hanya soal bermain saja.
Beranjak SMP saya juga di tanya oleh guru saya. Pada waktu itu saya menjawab ingin menjadi seorang pilot. Karena dalam benak saya, jadi seorang pilot itu hal yang menyenangkan. Seorang pilot dapat keliling dunia. Hal-hal yang masih begitu polos yang mencerminkan jiwa kekanak-kanakan. Padahal kalau saya berpikir kembali tentang cita-cita saya sewaktu SMP itu begitu konyol. Memang benar pilot dapat keliling dunia dengan pesawat mereka tapi pilot tersebut tidak berhenti ke suatu tempat untuk santai-santai atau berlibur. Cita-cita saya pada waktu itu hanya dipilih dari apa yang kelihatan saja tanpa mengetahui lebih dalam tentang cita-cita tersebut.
Sekarang saya berada di kelas 12 sekolah menengah atas. Tinggal sebentar lagi saya akan lulus dan melanjutkan pendidikan saya ke tingkat yang lebih tinggi lagi untuk menggapai cita-cita saya. Tapi saya masih diganggu oleh rasa kebingungan untuk memilih masa depan saya. Karena cita-cita saya sekarang yang akan menentukan masa depan saya dikemudian hari. Setiap ada sosialisasi tentang perguruan tinggi saya selalu bingung mau masuk ke perguruan tinggi mana dan mau mengambil jurusan apa. Banyak teman-teman yang sudah memilih perguruan tinggi yang akan di masuki dan jurusan yang akan mereka ambil. Lalu saya berdoa kepada Tuhan untuk meberikan hikmat agar saya dapat memilih perguruan tinggi dan jurusan yang tepat. Saya percaya dimanapun Tuhan tempatkan saya, pasti Tuhan mempunyai rancangan yang indah buat hidup saya.
Lama-kelamaan saya bercita-cita untuk menjadi orang yang sukses yang mempunyai suatu usaha sendiri. Karena mencakup makna yang luas. Jadi apapun pekerjaan saya nanti, saya ingin pekerjaan saya sukses dan berhasil. Untuk itu saya harus berusaha dengan giat dan tekun untuk mewujudkan cita-cita saya tersebut.
Setiap pekerjaan atau usaha pasti memiliki suatu hambatan dan tantangan tersendiri. Kalau saya yang dihadapkan pada masalah tersebut, saya berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan tetap bersemangat karena Tuhan tidak akan pernah memberikan suatu masalah dan cobaan di luar kemampuan kita. Jadi saya yakin dan percaya setiap hambatan dan tantangan itu pasti ada jalan keluarnya. Hambatan-hambatan tersebut nantinya yang akan memberikan pengalaman yang berharga bagi hidup kita. Ada pepatah yang mengatakan bahwa hidup tanpa masalah seperti sayur tanpa garam. Saya mengakui betul pepatah tersebut karena tanpa masalah iman kita terhadap Tuhan tidak akan bertumbuh. Oleh karena itu, setiap tantangan dapat terasa ringan jika kita menyertakan Tuhan dalam setiap tantangan yang kita hadapi.
Apa yang kita cita-citakan atau kita impikan pasti memliki tanggung jawab masing-masing. Cita-cita saya ingin menjadi orang sukses dalam membuka usaha sendiri. Hal yang saya lakukan yaitu belajar dengan sungguh-sungguh setelah lulus sekolah saya akan mencari usaha yang kelihatannya sangat jarang ada di tempat saya tinggal, mencari modal untuk membuka usaha tersebut entah pinjam orang tua atau bekerja untuk orang lain dahulu sebelum membuka usaha sendiri, mencari alat dan bahan yang digunakan dalam berusaha, dan lain sebagainya. Jika semua telah terpenuhi tanggung jawab saya yaitu mempertahankan apa yang telah saya lakukan agar tidak mengecewakan orang tua saya yang telah membesarkan saya. Terlebih jika saya telah sukses nanti, saya akan menyenangkan hati orang tua dan adik-adik say. Karena saya adalah anak pertama sudah selayaknya untuk membantu perekonomian keluarga. Selain itu saya akan mengembalikan sebagian penghasilan yang saya miliki kepada Tuhan karena semua berkat dan kesuksesan itu datangnya dari Tuhan jadi kita wajib mengembalikan kepada Tuhan.
Setiap pekerjaan yang akan kita lakukan, seharusnya kita lakukan dengan sepenuh hati dan tidak mudah mengeluh atau bersungut-sungut. Buatlah pekerjaan kita menjadi sebuah hobi atau sebuah kegemaran yang menyenangkan. Sehingga pekerjaan yang beratpun menjadi ringan.
Cita-cita bukan hanya terkait dengan sebuah pekerjaan tetapi lebih dari itu adalah sebuah tujuan hidup. Setiap orang boleh memiliki cita-cita setinggi langit tetapi sebagai anak-anak terang kita harus bisa menempatkan cita-cita kita di tempat yang paling tinggi yaitu untuk menyenangkan hati Tuhan.
Mulai sekarang saya akan merubah impian-impian kosong saya menjadi sebuah cita-cita. Entah cita-cita saya akan gagal atau berhasil itu semua kehendak Tuhan yang penting saya sudah berusaha sebaik mungkin untuk mencapai cita-cita saya itu.
Semoga makalah ini dapat membantu teman-teman dalam mengatasi persoalan tentang cita-cita mereka. Semoga Tuhan memberkati dan memberikan kita masa depan yang cemerlang, yang penuh harapan. God bless you.
0 Response to "Aku dan Cita-Citaku"
Posting Komentar