Ketika dibukanya,
dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas
kasihanlah ia kepadanya dan berkata: “Tentulah ini bayi orang Ibrani”
(Keluaran 2:6)
Jika
berada dalam situasi sulit dan penuh risiko, bagaimana Anda
menghadapinya? Mundur sebelum berjuang, pasrah tanpa usaha, atau
menghadapinya habis-habisan? Ada sisi menarik dari bacaan hari ini yang
dapat kita jadikan pelajaran.
Peristiwa penyelamatan bayi Musa
dari bahaya melibatkan peran penting para perempuan di sekitarnya—dan
masing-masing mewakili satu sikap. Sifra dan Pua adalah bidan yang takut
akan Allah sehingga mereka enggan membunuh bayi Ibrani, meski tindakan
itu bertentangan dengan aturan raja (1:17). Yokebed adalah ibu yang
kreatif memecahkan masalah (ayat 3). Ini tampak lewat gagasannya untuk
menyelamatkan bayi Musa. Miriam, sang kakak, ialah pribadi pemberani. Ia
tidak takut menemui putri Firaun demi perawatan adik bayinya (ayat 4,
7). Dan, putri Firaun ialah pribadi yang berbela rasa walau ia tahu bayi
Musa adalah bayi orang Ibrani, kaum yang menjadi budak di negerinya
(ayat 6). Bahkan, dalam belas kasihnya, Putri Firaun mengangkat bayi itu
sebagai anak (ayat 10). Takut akan Tuhan, kreativitas, keberanian,
dan belas kasihan—itulah sikap-sikap dari para pribadi yang menghantar
Musa kecil selamat dan bertumbuh besar (ayat 10).
Tentu ada
banyak sikap yang bisa kita ambil sebagai respons saat menghadapi
situasi sulit; dengan aneka rupa dampak yang mengikutinya. Keempat sikap
yang kita cermati hari ini—di dalam kesadaran penuh akan kedaulatan
Allah yang terlibat dan memegang kendali atas situasi apa pun—merupakan
respons yang tepat dalam menghadapi situasi sulit yang bisa datang kapan
saja.—DKL
DI TANGAN TUHAN, BISA JADI IA ADALAH PINTU
0 Response to "Renungan Kristen - Ketika Situasi Sulit"
Posting Komentar