Tampilkan postingan dengan label renungan harian kristen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label renungan harian kristen. Tampilkan semua postingan

Renungan Kristen - Ketika Situasi Sulit

Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: “Tentulah ini bayi orang Ibrani” (Keluaran 2:6) 


Jika berada dalam situasi sulit dan penuh risiko, bagaimana Anda menghadapinya? Mundur sebelum berjuang, pasrah tanpa usaha, atau menghadapinya habis-habisan? Ada sisi menarik dari bacaan hari ini yang dapat kita jadikan pelajaran.

Peristiwa penyelamatan bayi Musa dari bahaya melibatkan peran penting para perempuan di sekitarnya—dan masing-masing mewakili satu sikap. Sifra dan Pua adalah bidan yang takut akan Allah sehingga mereka enggan membunuh bayi Ibrani, meski tindakan itu bertentangan dengan aturan raja (1:17). Yokebed adalah ibu yang kreatif memecahkan masalah (ayat 3). Ini tampak lewat gagasannya untuk menyelamatkan bayi Musa. Miriam, sang kakak, ialah pribadi pemberani. Ia tidak takut menemui putri Firaun demi perawatan adik bayinya (ayat 4, 7). Dan, putri Firaun ialah pribadi yang berbela rasa walau ia tahu bayi Musa adalah bayi orang Ibrani, kaum yang menjadi budak di negerinya (ayat 6). Bahkan, dalam belas kasihnya, Putri Firaun mengangkat bayi itu sebagai anak (ayat 10). Takut  akan Tuhan,  kreativitas, keberanian, dan belas kasihan—itulah sikap-sikap dari para pribadi yang menghantar Musa kecil selamat dan bertumbuh besar (ayat 10).

Tentu ada banyak sikap yang bisa kita ambil sebagai respons saat menghadapi situasi sulit; dengan aneka rupa dampak yang mengikutinya. Keempat sikap yang kita cermati hari ini—di dalam kesadaran penuh akan kedaulatan Allah yang terlibat dan memegang kendali atas situasi apa pun—merupakan respons yang tepat dalam menghadapi situasi sulit yang bisa datang kapan saja.—DKL

SITUASI SULIT BUKANLAH JALAN BUNTU
DI TANGAN TUHAN, BISA JADI IA ADALAH PINTU

Renungan Kristen - Pola Pikir Allah

Apa yang Abraham lakukan sehingga ia bisa mendapatkan anak perjanjian?
Apa yang Musa lakukan sehingga ia mendapatkan kuasa (tongkat jadi ular, dll?)
Apa yang Daud lakukan sehinnga ia mendapat urapan Tuhan lewat Samuel?
Apa yang Yusuf lakukan sehingga ia menerima penggenapan mimpi yang ia terima dari Allah?

sebenarnya ini pertanyaan yang salah.. sehingga karena kalau kita jawab,pasti salah..
tapi ini natural sekali, sehingga bagi manusia itu pertanyaan yang wajar.. salahnya dimana?

kita lihat manusia ada 3: roh, jiwa, tubuh.
ketika lahir baru, kelahiran baru seketika (langsung) terjadi pada roh kita.
kelahiran baru itu buat kita memiliki persekutuan kembali dengan Allah sendiri.

Tuhan selalu mengerjakan / mengubah orang dari dalam (Roh Kudus) ke luar..
manusia, Agama, undang-undang mengubah orang dari luar ke dalam..
misalnya di Singapura, orang mencoba mengubah orang dengan denda..
apakah tindakan itu mengubah sifat dan karakter orang itu? sepertinya iya.. tapi ketika di luar Singapura, mereka jadi liar, karena manusia dalam mereka belum berubah..
karena ketika di Singapura mereka seperti dikekang karena takut bayar denda terus menerus..
tapi itu tidak akan pernah berhasil mengubah orang itu..
agama juga begitu, dengan segala perintah jangan ini jangan itu..
kata2 "jangan" itu membatasi luar kita dengan segala ancaman hukuman yang diharapkan untuk bisa mempengaruhi kehidupan manusianya.

kita lihat Yesus dulu..
orang2 agama itu yang dihadapin Yesus selama hidup dan pelayanan di dunia (Roh Agamawi), misal imam kepala, ahli Taurat, orang Saduki, dll.
mereka mencoba mengehentikan ministry Yesus karena Yesus banyak melakukan sesuatu yang melawan aturan mereka ataupun aturan Yahudi yang berlaku.

Tuhan tidak mengubah orang dari luar ke dalam, tapi perubahan hidup dari dalam kita ke luar!

dan hal pertama yang harus kita hadapi yaitu kita harus berurusan dengan jiwa! karena jiwa terdapat pikiran, perasaan, kehendak, sifat natural.

pertanyaan tadi sepertinya wajar, karena banyak orang masih hidup dalam jiwani..
orang yang hidup dalam jiwani berarti penebusan Tuhan belum nembus total dalam hidupnya..
karena masih manusiawi, jadi banyak terdapat benturan antara Roh dan jiwa kita sendiri..

sebenarnya musuh terbesar kita yaitu pikiran, perasaan, kehendak kita sendiri..

kalau penebusan total terjadi dalam hidup kita, Roh sudah menaklukkan jiwa, tidak akan ada pikiran manusiawi..
kalau roh belum menaklukkan jiwa, berarti masih manusiawi..
misalnya: segala sesuatu yang aku dapat dari Tuhan itu butuh tindakan dan perbuatan tertentu dari diriku

misal pada pertanyaan tentang Abraham tadi, jika anda merasa punya jawaban dan ingin mencoba menjawab, detik itu anda harus sadar kalau anda masih hidup dalam pola lama / konsep manusiawi, belum hidup dalam pola kasih karunia Allah..

apa yang mereka lakukan sehingga mereka dapet? basicly nothing!
apa yang mereka lakukan bukan hasil dari apa yang mereka lakukan.,
banyak orang yang bilang: i must do something so i can get something from God
jika itu terjadi, berarti itu masih pola natural jiwani & manusiawimu..
pasti orang yang bilang orang hidup perlu makan perlu usaha perlu tindakan karena banyak orang belum ngerti tentang hal itu..


Kejadian 3: 17-19
17: Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
18: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;
19: dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."

2 hal Tuhan katakan, sejak manusia berdosa:
1. bersusah payah mencari rezeki
2. berpeluh untuk mencari makan

kalau kita mikir kita lakukan sesuatu baru dapat sesuatu dari Tuhan, kita harus melakukan sesuatu untuk dapat rezeki > masih manusiawi!

ketika roh kita mau masuk ke:
the law of faith (hukum iman)
the law of the spirit of life (hukum roh kehidupan)
terkadang banyak orang yang rohnya sendiri sering terbentur sama "apa yang HARUS kita lakukan? / i must do something!"

ada lagi yang berpikir, apa aku kurang pelayanan, apa aku kurang kerjain sesuatu makanya berkatnya terhenti?
kalau masih begitu terus rohmu akan menjadi kerdil!

ada yang bilang lagi orang hidup harus kerja, harus berbuat sesuatu, kalau tidak berbuat sesuatu tidak akan dapet sesuatu dari Tuhan..
kalau konsep kita gitu berarti konsep orang hidup yang terkutuk!

hidup sama Tuhan itu rileks.. tapi banyak yang masih clash antara roh dan jiwanya, jadi banyak yang mikir "I must do something so i can get something from God"



Mikha 6:6-8
6: "Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun?
7: Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri?"
8: "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"

ini orang nanya, datengnya bawa apa?
banyak yang bilang: harus dimaterialisasi / harus hasilkan sesuatu ke Allah
ini orang sampai gila-gilaan, anak sulungnya kalau perlu dikasih..
orang datang ke Tuhan harus bawa sesuatu, banyak juga yang nanya, kurang nggak bawa ini ke Tuhan? mikirnya masih "i must do something!"

padahal apa yang Tuhan mau!
1. berlaku adil
2. mencintai kesetiaan
3. rendah hati di hadapan Allahmu


pertanyaan tadi yang benar harusnya:
apa yang Tuhan kerjakan dalam hidup
- Abraham sehingga ia dapat anak perjanjian?
- Musa sehingga ia dapat kuasa?
- Daud sehiinga bisa dapat urapan?
- Yusuf sehingga ia bisa dapat penggenapan mimpinya?


bukan hasil kerja kita / apa yang kita kerjakan, tapi apa yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita

apa hubungan Musa gembalain domba mertuanya sama mimpin Israel 2 juta?
ada yang bilang untuk belajar.. tapi sebenarnya tidak ada.. karena kalau mau mimpin Israel tidak bisa belajar dari gembalain domba.
tapi karena kerja Tuhan di padang gurun 40 tahun pada Musa
Pengerjaan Tuhan dalam hidup Yusuf 13 tahun dalam pembuangan, itu yang mengubah total karakter manusia dalam hidupnya, dll..

segala sesuatu / pengerjaan Tuhan itu untuk meremukkan jiwa kita sesuai / selaras dengan kemauan Roh


Jadi hiduplah dalam ketepatan!!!

kalau ada yang bilang karena perbuatan, kita lihat lagi:
Abraham saat ia bertindak malah lahir Ismael
Musa saat ia bertindak malah bunuh orang Mesir
jadi sebenarnya tidak ada hubungan antara yang ia lakukan dengan penggenapan janji Tuhan..
mereka basicly do nothing..

seringkali daging berkata aku harus begini-begini, harus ngapain lagi, tapi roh kita bilang it is finished..


Pengkhotbah 2:24-26
24: Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Aku menyadari bahwa inipun dari tangan Allah.
25: Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia?
26: Karena kepada orang yang dikenan-Nya (good before the Lord / pleases God) Ia mengaruniakan hikmat, pengetahuan dan kesukaan, tetapi orang berdosa ditugaskan-Nya untuk menghimpun dan menimbun sesuatu yang kemudian harus diberikannya kepada orang yang dikenan Allah. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.

orang berdosa kerjaannya harus mengumpulkan, menimbun sesuatu.. tapi yang kemudian harus diberi ke orang yang dikenan Allah.. jadi tugas kita ngapain? memperkenan & menyenangkan hati Tuhan!
biarin kita diremukkan dan dibentuk Tuhan dan nyerah aja sama Tuhan

yang kita lakukan itu harusnya menyerah kepada Tuhan dan mengalir dengan apa yang Ia lakukan dalam hidup kita..

di Galatia diceritain untuk membedakan antara daging dan roh, yaitu:
the work of the flesh
the fruit of the Spirit

apa yang harus pohon lakuin biar bisa berbuah?
yang penting tegak aja, akar kuat nyentuh air & daun2nya welcome ke sinar matahari.

daging ngajar kita kerja, tapi roh ngajar kita buat nyerah..
orang selalu ingin sesuatu yang konkret, apa yang harus saya buat, harus tau caranya gimana, dll..
selama roh mu belum merdeka, kalau kamu cari Tuhan pasti bingung caranya gimana..

just yield and obey.. that's it!

orang jawab: iman tanpa perbuatan itu mati > memang bener
tapi perbuatan itu merupakan ekspresi imanmu > the spirit of faith > itu bukan perbuatan kita lagi
jadi kerjaan kita apa? memperkenan Tuhan > apa itu? ngapain? > flow with the Holy Spirit > saking gampangnya banyak orang bilang ya ndak masuk akal karena dia masih hidup dalam kutuk, makanya dia butuh kebenaran
kalau ndak anda harus kerja keras terus..

ketika kita lahir baru > hal pertama yang harus anda pelajari: matikan daging TOTAL
kalau roh belum merdeka pasti tidak bisa dengar suara Tuhan
basicly kita harus ngalamin pekerjaan Tuhan dan harus izinin Tuhan kerjain hidup kita


Matius 6:25-33
25: Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
26: Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?


kalau orang berdosa harus mengumpulkan dan menimbun..
tapi burung tidak..
jadi derajatnya tinggi mana? burung ndak perlu ngapa2in, orang berdosa harus menumpulkan dan menimbun.. jadi? kalau kita masih ngumpulin berkat? gimana?
malu dong sama burung..


27: Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
28: Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,


bunga ndak memintal.. tapi yang pasti akarnya nyentuh air, daunnya welcome sinar matahari..
kalau ada yang nanya: jadi ndak usah kerja dong? nah itu balik ke jiwa lagi.. dikonkretkan lagi.. ini bukan hal yang mudah untuk dimengerti, jadi harus dibentuk Tuhan, harus ngalamin peremukkan Tuhan, dan mengalami secara pribadi sama Tuhan baru kita bisa mengerti..

Renungan Kristen - Jiwa yang Berpadu

Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri. Pada hari itu Saul membawa dia dan tidak membiarkannya pulang ke rumah ayahnya. Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri. Yonatan menanggalkan jubah yang dipakainya, dan memberikannya kepada Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya. (1 Samuel 18:1-4)

Ada beberapa orang yang menafsirkan hubungan ini dengan tidak benar, dan mengatakan bahwa Yonatan itu homoseksual sehingga mencintai Daud seperti itu. Tetapi Yonatan mempunyai istri dan mempunyai anak; Daud juga mempunyai istri dan mempunyai anak. Ini bukan percintaan seksual, melainkan cinta persahabatan. Suatu gambaran persahabatan antara Daud dengan Yonatan, suatu gambaran cinta yang lebih kuat dari maut.

Kita bisa belajar untuk mengasihi Dia lebih dari pada diri kita sendiri. Firman Tuhan mengatakan: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu" (Markus 12:30). Kasihilah Tuhan dengan segenap apa yang hidup di dalam diri kita. Inilah sebenarnya inti dari pada cinta. Dan kita belajar dari apa yang dilakukan oleh Yonatan terhadap Daud.

Disebutkan bahwa jiwa Yonatan dan jiwa Daud berpadu. Cinta harus didasari dengan jiwa yang terpadu. Jiwa yang terpadu, yang disatukan, adalah jiwa yang terikat menjadi satu antara kita dengan Tuhan. Hatinya adalah hati kita, hati kita adalah hati-Nya, inilah yang dinamakan hati yang dijadikan satu, berpadu, diikat menjadi satu. Berpadu yang seperti ini yang Tuhan mau, ada di dalam hidup kita. Sehingga, apa yang Dia mau kita mengerti, apa yang kita mau Dia juga bisa mengerti. Itu namanya jiwa yang terpadu. Kalau kita sudah sampai taraf seperti ini, itu luar biasa sekali. Saya menyaksikan, bagaimana Dia sangat mengasihi kita kalau jiwa kita sudah berpadu dengan jiwa-Nya.

Padaa suatu saat saya mengalami hari yang sangat melelahkan. Di kantor pekerjaan terlalu banyak, belum lagi pelayanan, belum lagi urusan-urusan radio "Suara Gracia" di Cirebon yang Tuhan percayakan. Banyak yang harus diselesaikan, tetapi pada hari itu juga saya harus ke Bandung karena ada pertemuan jam empat sore. Kami, beberapa hamba Tuhan, harus bertemu.

Saya sudah berusaha untuk menyelesaikan semuanya dari malam dan juga keesokan paginya, sambil berseru-seru: "Tuhan tolong saya." Sehingga saya mengerjakan semuanya itu di kantor dengan kecepatan tinggi, bagaimana pun caranya supaya saya tidak terlambat dalam pertemuan di Bandung.

Akhirnya saya harus berangkat jam satu siang, karena kondisinya tidak memungkinkan untuk berangkat jam seperti yang saya rencanakan, dengan pemikiran jam 15.30 saya pasti sampai di sana. Tetapi ternyata jalanan macet. Di Sumedang macetnya luar biasa, saya sudah lelah sekali, saya terpaksa putar-putar di Sumedang, harus lewat sana-sini, jalannya berlubang-lubang. Saya benar-benar kelelahan. Lalu saya berkata: "Aduh TUhan, kalau Engkau tidak memberi aku kekuatan, sepertinya aku tidak sanggup berdoa lagi dan aku harus pulang lagi. Tuhan, beri aku kekuatan!"

Pada saat saya berkata seperti itu, Tuhan berbicara kepada saya: "Kamu lelah, ya?"
Saya berkata: "Ya Tuhan, saya lelah." Tuhan hanya berbicara begitu. Dia sangat tahu akan kelelahan saya, Dia sangat tahu akan keterbatasan kekuatan saya, dan Dia hanya berbicara begitu, tidak banyak berbicara. Berarti Dia tahu persis jiwa saya. Tetapi saya benar-benar dengan kasih saya, ingin melayani Dia dengan segala apa yang Tuhan beri untuk saya.

Akhirnya saya sampai di Bandung 16.30. Saya minta maaf kepada yang lain, karena terlambat. Rupanya mereka dapat memaklumi dan tidak keberatan dan kamu mulai berdoa sampai selesai 18.30.

Renungan Kristen - Minyak Zaitun Tumbuk

Diambil dari buku "Jalan Keimaman" -  Ev. Daniel Krestianto 



Imamat 24:2
"Perintahkanlah kepada orang Israel, supaya mereka membawa kepadamu minyak zaitun tumbuk yang tulen untuk lampu, supaya lampu dapat dipasang dan tetap menyala.

            Pohon zaitun tumbuk adalah jenis pohon buah yang hidup lama dan menjadi ciri khas untuk seluruh daerah Laut Tengah. Selalu Nampak menghijau. Kebanyakan pohon zaitun di Palestina ditanam berkelompok membentuk hutan pada lereng-lereng pegunungan, terutama di daerah Syefela, pada Teluk Ako, dan di sekeliling Yerusalem. Kayunya yang keras sangat dihargai. Buah zaitun dipetik dengan menggerakkan dahan atau memukulinya dengan tongkat pada bulan Oktober, dan dijadikan minyak dengan berbagai cara. Minyak dari buah zaitun paling bersih diperoleh dengan memecahnya lewat sebuah penggilas, kemudian dipres dengan batu yang berat.
            Cara membuat minyak zaitun yang paling tua adalah tetap berlaku untuk ibadat: sebagai bahan bakar untuk lampu dan pelita di dalam kemah kudus dan di dalam kenisah. Juga dijadikan minyak urapan dan menjadi persembahan tambahan pada kurban bakaran. Minyak zaitun yang kwalitasnya lebih rendah diperoleh dengan menginjak buah tersebut di dalam pres (gilingan dan pres zaitun bukan injakan yang baru dikenal orang pada zaman helenis romawi). Minyak yang dipres itu dipakai untuk makanan, untuk olesan obat dan bahan bakar. Minyak itu disimpan di dalam buli-buli dst., di dalam tanduk atau di dalam buli-buli pualam dan menjadi bahan ekspor yang penting.
            Dari penjelasan ini dapat kita mengerti bahwa untuk menghasilkan minyak dari pohon zaitun haruslah melalui sebuah proses yang sangat panjang dan menyakitkan. Minyak zaitun ini dihasilkan dari sebuah kesakitan dan penderitaan.
Pada saat kita merelakan hidup kita diproses dalam penyangkalan daging, prose situ akan terasa sakit dan menyedihkan; tapi percayalah seberapapun sakitnya proses yang harus anda alami; percayalah tidak akan melebihi kekuatan anda. Memang proses setiap orang berbeda satu dengan yang lain, dan Allah telah mengukurnya.
Proses yang diizinkan-Nya terjadi untuk kita akan membuat kita bertahan dan tetap kuat, sehingga masalah apapun tidak akan membuat imam-imam-Nya terjatuh bahkan terpuruk; melainkan tetap berdiri teguh dan semakin kuat di dalam Dia dan seluruh kebenaran-Nya.
Sebagai imam Allah yang diproses seperti emas yang dimurnikan serta seperti pohon zaitun; maka hidup kita akan menghasilkan kekuatan dan ketahanan yang luar biasa; bertahan dalam segala keadaan dan tetap berdiri kokoh di atas semua janji-Nya.
Sungguh berat memang proses yang harus dialami zaitun hingga ia menjadi persembahan untuk Tuhan. Selain ia harus mengalami pertumbuhan yang sangat berat, ayat di atas mengatakan dengan jelas sekali bahwa minyak zaitun yang dipersembahkan haruslah ditumbuk; atau dengan kata lain dihancurkan sampai lumat; sampai berbentuk debu.
Saat proses ditumbuk dan dihancurkan akan sangat tidak mudah bagi kita. Dihancurkan adalah proses yang menyakitkan. Proses dihancurkan ini dalam hidup kita bisa berupa; penghancuran akan keangkuhan, kekerasan hati, kebebalan, pemberontakan kita, bahkan semua hal yang tidak berkenan di hati-Nya. Ia menghancurkan kita sehingga kita menjadi pribadi-pribadi yang menjadi persembahan kudus di tahta-Nya.
Sumber : http://bezaleel-uri-hur.blogspot.com/

Renungan Kristen - Biar kebenaran Tuhan yang mengubah kita

Kejadian 4:9-11
9: Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?"
10: Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.
11: Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu.

Inilah cerita tentang Kain dan Habel, gara-gara cemburu/iri kepada Habel, akhirnya Kain membuat pengalaman pertama kali, cerita "pembunuhan" pertama di muka bumi.. Dan yang luar biasanya ketika Habel mati, Tuhan yang mendatangi Kain lebih dulu, bukan Adam ataupun Hawa..

Tuhan bertanya bukan karena Ia tidak tahu, tapi Ia ingin menuntut kejujuran Kain, namun Kain hanya menjawab sembarangan..

Ayat 10: Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah
Tanah dipakai menjadi saksi atas pembunuhan yang dilakukan Kain.. Tanah dipakai menjadi saksi atas apapun yang kita perbuat di atas tanah ini.. Mungkin apa yang kita lakukan tidak diketahui oleh orang lain, tapi tanah ini bisa dipakai sebagai saksi..

Kenapa Tuhan pakai tanah sebagai saksi?

Kejadian 3:17-19
17: Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
18: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;
19: dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."

Renungan Kristen - Cara Menaklukan Puncak ke 2



- Endurance » daya tahan, stamina
Contoh: Nuh
Ketika Nuh membangun bahtera, apakah kerjaannya sudah selesai? Tidak.. Tidak ada break untuk dia.. Dia harus menguasai manajemen tinggi, bagaimana cara memberi makan semua binatang.. Misal si singa kan karnivora, mau makan apa? Tidak mungkin mau potong kambing, punah kambingnya.. Nuh juga memanajemen binatang agar si singa tidak memakan si kambing, domba, sapi, dll.. Lalu tidak mungkin Nuh menyuruh si binatang tidak boleh pup, namun Nuh harus kerja keras..
Belajar semuanya sampai kita jadi ahli di bidang kita masing-masing! Selama kita kerja, kita kerja keras! Belajar bagaimana agar menghasilkan hasil yang terbaik!

- Awareness (kesadaran dan kesiagaan)
Ingat siapa kita walau kita sekaya apapun.. Kita tetap butuh anugrah Tuhan untuk jadi semuanya..
Serangan si jahat akan makin lembut dan mendadak, jadi kita juga harus makin bersiaga..

- Sharpness » kepekaan (bukan cuma kepekaan dalam melihat setan)
Contohnya Ayub.. Teman-temannya itu baik, nasihatnya baik, tapi ujungnya Tuhan suruh mereka minta ampun sama Ayub.. Kenapa? Karena mereka salah walaupun nasehat mereka baik.. Sebenarnya kadangkala Tuhan ingin proses kita agar benar-benar bergantung dengan Tuhan 100%..
Sekalipun kita diberi tahu oleh orang lain, tetap harus tanya Tuhan, waktunya kapan, ke siapa, bagaimana caranya, dll..

Sumber : http://bezaleel-uri-hur.blogspot.com