Diambil dari buku "Jalan Keimaman" - Ev. Daniel Krestianto
Imamat 24:2
"Perintahkanlah kepada orang Israel, supaya mereka membawa
kepadamu minyak zaitun tumbuk yang tulen untuk lampu, supaya lampu dapat
dipasang dan tetap menyala.
Pohon zaitun tumbuk adalah jenis
pohon buah yang hidup lama dan menjadi ciri khas untuk seluruh daerah Laut
Tengah. Selalu Nampak menghijau. Kebanyakan pohon zaitun di Palestina ditanam
berkelompok membentuk hutan pada lereng-lereng pegunungan, terutama di daerah
Syefela, pada Teluk Ako, dan di sekeliling Yerusalem. Kayunya yang keras sangat
dihargai. Buah zaitun dipetik dengan menggerakkan dahan atau memukulinya dengan
tongkat pada bulan Oktober, dan dijadikan minyak dengan berbagai cara. Minyak
dari buah zaitun paling bersih diperoleh dengan memecahnya lewat sebuah
penggilas, kemudian dipres dengan batu yang berat.
Cara membuat minyak zaitun yang
paling tua adalah tetap berlaku untuk ibadat: sebagai bahan bakar untuk lampu
dan pelita di dalam kemah kudus dan di dalam kenisah. Juga dijadikan minyak
urapan dan menjadi persembahan tambahan pada kurban bakaran. Minyak zaitun yang
kwalitasnya lebih rendah diperoleh dengan menginjak buah tersebut di dalam pres
(gilingan dan pres zaitun bukan injakan yang baru dikenal orang pada zaman
helenis romawi). Minyak yang dipres itu dipakai untuk makanan, untuk olesan
obat dan bahan bakar. Minyak itu disimpan di dalam buli-buli dst., di dalam
tanduk atau di dalam buli-buli pualam dan menjadi bahan ekspor yang penting.
Dari
penjelasan ini dapat kita mengerti bahwa untuk menghasilkan minyak dari pohon
zaitun haruslah melalui sebuah proses yang sangat panjang dan menyakitkan.
Minyak zaitun ini dihasilkan dari sebuah kesakitan dan penderitaan.
Pada saat kita merelakan hidup
kita diproses dalam penyangkalan daging, prose situ akan terasa sakit dan
menyedihkan; tapi percayalah seberapapun sakitnya proses yang harus anda alami;
percayalah tidak akan melebihi kekuatan anda. Memang proses setiap orang
berbeda satu dengan yang lain, dan Allah telah mengukurnya.
Proses yang diizinkan-Nya terjadi
untuk kita akan membuat kita bertahan dan tetap kuat, sehingga masalah apapun
tidak akan membuat imam-imam-Nya terjatuh bahkan terpuruk; melainkan tetap
berdiri teguh dan semakin kuat di dalam Dia dan seluruh kebenaran-Nya.
Sebagai imam Allah yang diproses
seperti emas yang dimurnikan serta seperti pohon zaitun; maka hidup kita akan
menghasilkan kekuatan dan ketahanan yang luar biasa; bertahan dalam segala
keadaan dan tetap berdiri kokoh di atas semua janji-Nya.
Sungguh berat memang proses yang
harus dialami zaitun hingga ia menjadi persembahan untuk Tuhan. Selain ia harus
mengalami pertumbuhan yang sangat berat, ayat di atas mengatakan dengan jelas
sekali bahwa minyak zaitun yang dipersembahkan haruslah ditumbuk; atau dengan
kata lain dihancurkan sampai lumat; sampai berbentuk debu.
Saat proses ditumbuk dan
dihancurkan akan sangat tidak mudah bagi kita. Dihancurkan adalah proses yang
menyakitkan. Proses dihancurkan ini dalam hidup kita bisa berupa; penghancuran
akan keangkuhan, kekerasan hati, kebebalan, pemberontakan kita, bahkan semua
hal yang tidak berkenan di hati-Nya. Ia menghancurkan kita sehingga kita
menjadi pribadi-pribadi yang menjadi persembahan kudus di tahta-Nya.
Sumber : http://bezaleel-uri-hur.blogspot.com/
0 Response to "Renungan Kristen - Minyak Zaitun Tumbuk"
Posting Komentar